MAKALAH
ANATOMI
FISIOLOGI REKTUM DAN ANUS

Disusun
Oleh :
1.
Dian Kurniawati (106113039)
2.
Ana Kustianingsih (106113040)
3.
Prasojo (106113041)
4.
Ulathul Salimah (106113043)
5.
Vina Dwi Retnoningrum (106113051)
6.
Susi Indriani (106113061)
DIII
KEPERAWATAN 2-B
STIKES
AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN
AJARAN 2015
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah senantiasa melimpahkan Rahmat dan
Hidayah- NYA sehingga kita semua dalam keadaan sehat walafiat dalam menjalankan
aktifitas sehari-hari. Penyusun juga panjatkan kehadiran ALLAH SWT, karena
hanya dengan kerido’an-NYA. Makalah dengan judul “ANATOMI FISIOLOGI REKTUM DAN ANUS” ini dapat terselesaikan.
Kami
menyadari betul sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, makalah ini
tidak akan terwujud dan masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati penulis berharap saran dan kritik demi perbaikan-perbaikan
lebih lanjut.
Akhirnya
kami berharap, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang
membutuhkan.
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Rektum
(Bahasa Latin: regere, meluruskan, mengatur) adalah sebuah ruangan yang berawal
dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus, Secara anatomi rektum terbentang
dari vertebre sakrum ke-3 sampai garis
anorektal. Secara fungsional dan endoskopik, rektum dibagi menjadi
bagian ampula dan sfingter.
Anus adalah bukan pada bagian akhir dari usus besar. Saluran anal merupakan
pipa kosong yang menghubungkan rectum (bagian bawah akhir dari usus besar)
dengan anus dan luar tubuh.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagian-bagian anatomi dari rektum
dan anus ?
2. Apa fisiologi dari rektum dan anus ?
3. Apa yang dimaksud dengan refleks defekasi
?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Anatomi Rektum dan Anus
Secara anatomi rektum terbentang
dari vertebre sakrum ke-3 sampai garis anorektal.
Secara fungsional dan endoskopik, rektum dibagi menjadi bagian ampula dan sfingter. Bagian sfingter disebut
juga annulus hemoroidalis, dikelilingi
oleh muskulus levator ani dan fasia coli dari fasia supra-ani. Bagian ampula
terbentang dari sakrum ke-3 ke difragma pelvis pada insersi muskulus levator ani. Panjang rrektum berkisa 10-15 cm,
dengan keliling 15 cm pada recto-sigmoid junction dan 35 cm pada bagian ampula
yang terluas. Rektum (Bahasa Latin: regere, meluruskan, mengatur)
adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon
sigmoid) dan berakhir di anus. Letaknya dalam rongga pelvis di depan os sakrum
dan os koksigius. Struktur rektum serupa dengan yang ada pada kolon, tetapi
dinding yang berotot lebih tebal dan membran mukosanya memuat lipatan lipatan
membujur yang disebut kolumna morgagni. Semua ini menyambung ke dalam saluran
anus Struktur rektum Bagian sepertiga atas dari rectum, sisi samping dan
depannya diselubungi peritoneum. Di bagian tengah, Hanya sisi depannya yang
diselubungi peritoneum. Di bagian bawah, tidak diselubungi peritoneum sama
sekali. Terbagi menjadi dua bagian: sfingter dan ampula. Memiliki panjang 10-15
cm Ampula pada rectum memiliki bentuk seperti balon atau buah pir Dikelilingi
oleh visceral pelvic fascia. Memiliki empat lapisan: Mukosa, Submukosa,
Muskular, dan Serosa Kolumnalrektal Membantu dalam kontraksi dan dilatasi pada
saluran anal dan otot sfingter rectum. Terdiri atas sel-sel otot bermukosa yang
cukup padat, dan mengandung lebih banyak pembuluh limfa, pembuluh darah, dan
jaringan saraf dari pada sel-sel penyusun dinding rectum di sekitarnya. Anus
adalah bukan pada bagian akhir dari usus besar. Saluran anal merupakan pipa
kosong yang menghubungkan rectum (bagian bawah akhir dari usus besar) dengan
anus dan luar tubuh. Letaknya di abdomen bawah bagaian tengah di dasar pelvis
setelah rektum-Anus manusia terletak di bagian tengah pantat, bagian posterior
dari periotoneum. Struktur anus saluran anal memiliki panjang sekitar 2-4,5 cm.
Saluran anal dikelilingi oleh otot yang berbentuk seperti cincin yang disebut
internal anal sphincters dan external anal sphincters Saluran anal dilapisi
oleh membrane mukosa, Bagian atas saluran anal memiliki sel yang menghasilkan
mucus yang membantu memudahkan ekskret keluar tubuh. Bagian bawah saluran anal
terdiri dari sel epitel berbentuk kubus Saluran anal memiliki bagian berbentuk
lipatan yang disebut anal colums (kolumnal anal) Bagian atas kolumnal anal
membentuk garis anorectal yang merupakan perbatasan antara rectum dengan anus,
Bagian bawah kolumnal anal memiliki garis dentate yang menjadi penanda dari
daerah dimana terdapat sel-sel saluran anal yang bisa berubah dari sel
penghasil mucus menjadi selepitelkubus, Sel-selepitel anus lebih tebal dari
yang di saluran anal dan memiliki rambut Ada area perianal yang merupakankulit
di sekeliling anus sejauh 5 cm. Dinding otot anus diperkuat oleh 3 sfingter
yaitu :
1. Sfingter
ani internus (tidak mengikuti keinginan)
2. Sfingter
levator ani (tidak mengikuti keinginan)
3. Sfingter
ani eksternus (mengikuti keinginan)

B.
Fisiologi
Rektum dan Anus
1. Rektum
berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses.
Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
2. Fungsi
utama anus merupakan feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang
air besar BAB). Setelah dicerna di usus halus, makanan kemudian dibawa ke usus
besar yang terdiri dari sekum, kolon, rectum, dan anus. Di usus besar,terjadi
penyerapan air dan sisa-sisa hasil pencernaan yang melewatiusus besar disebut
feses. Feses disimpan di rectum, dan ketika rectum penuh, otot sfingter
eksternal dan internal di saluran anal dan anus akan relaksasi sehingga feses
bisa keluar dari tubuh melalui anus.
C.
DEFEKASI
Merupakan reflex somatic-otonomic Memiliki daerahpemicu yaitu di bagian
otot-otot rectal dan garis anorektal Bagian recto sigmoid tidak mengandung otot
sfingter sehingga berfungsi sebagai tempat penampungan feses sementara, Ketika
penuh, otot-otot perut berkontraksi sehingga meningkatkan tekanan didalam
perut. Titik awal stimuli normalnya berasal dari daerah anorektal, kemudian
disalurkan kesaraf sensorik tulang belakang untuk merangsang fase aktif
defekasi. Mengembangnya dinding rectum juga memicu keinginan untuk defekasi
melalui rangsangan dari saraf aferen simpatik. Ini mengakibatkan otot sfingter
anus relaksasi dan otot-otot rectum berkontraksi. Usus besar dan rectum
bergerak turun, rectum memanjang, dan feses kemudian dikeluarkan. Setelah itu,
saluran anal menutup kembali oleh otot sfingternya. Proses terjadinya defekasi (Buang Air Besar-BAB) adalah
didahuluinya proses transportasi feses kedalam rektum yang mengakibatkan
ketegangan dinding rektum dan merangsang terjadinya refleks defekasi. Kemudian
otot anus lainnya berkontraksi dan sfigter levator ani berelaksasi secara
volunter kemudian dengan adanya tekanan yang dilakukan oleh otot-otot abdomen
mengakibatkan masa fases terdorong keluar dari anus.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Rektum berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Fungsi utama
anus merupakan feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air
besar BAB). Defekasi Merupakan
reflex somatic-otonomic Memiliki daerahpemicu yaitu di bagian otot-otot rectal
dan garis anorektal Bagian recto sigmoid tidak mengandung otot sfingter
sehingga berfungsi sebagai tempat penampungan feses sementara, Ketika penuh,
otot-otot perut berkontraksi sehingga meningkatkan tekanan didalam perut.
B.
Saran
Dalam setiap mengerjakan suatu tugas makalah diperlukan banyak
referensi agar materi yang disajikan lengkap pada saat akan
mempresentasikan materi perlu banyak belajar agar dapat menguasai
materi yang dibawakan